This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Sabtu, 23 Juli 2016

Skripsi: Model Komunikasi dalam Proses Pembentukan Keluarga di Kalangan Kader PKS

Judul skripsi: Model Komunikasi dalam Proses Pembentukan Keluarga di Kalangan Kader PKS 
Penulis: Himawan Ardhi Ristanto

Program Studi Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
2011


***

Komunikasi adalah inti dari semua hubungan sosial. Apabila orang telah mengadakan hubungan tetap, maka sistem komunikasi yang mereka lakukan akan menentukan apakah sistem tersebut dapat mempererat atau mempersatukan mereka, mengurangi ketegangan atau melenyapkan persengketaan apabila muncul.

Sebagai partai politik, PK-Sejahtera memiliki keunikan.Dalam pembinaan kader-kadernya, PK-Sejahtera satu-satunya partai yang menjadikan keluarga sebagai institusi pendidikan politik pada sisi yang lebih khusus, dan pendidikan ke-Islaman pada sisi yang lebih umum. PK-Sejahtera menanamkan kepada kaderkadernya bahwa keluarga menjadi faktor penting dalam perbaikan masyarakat dan Negara. Karena perhatian PK-Sejahtera kepada entitas keluarga maka didirikanlah Lajnah Tarbiyah Ai’liyah (LTA). Di dalam lajnah tersebut terdiri dari biro munakahat (pernikahan), Ketahanan Keluarga, dan Tarbiyah Anak Kader (TKA). Fungsi LTA adalah mengatur dan mengarahkan kader dalam proses pembentukan keluarga, pendampingan keluarga agar keluarga kader menjadi keluarga yang sakinah mawadah wa rohmah, dan pembinaan terhadap anak kader.

Penelitian ini mengambil lokasi di Partai Keadilan Sejahtera (PK-Sejahtera) Dewan Pengurus Daerah (DPD) Kota Surakarta. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui model komunikasi dalam pembentukan keluarga di kalangan kader partai, mengetahui respon kader partai terhadap LTA dan prosesnya, serta mengetahui loyalitas keluarga kader kepada PK-Sejahtera.

Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif, dengan metode studi kasus (case studies). Penarikan sample menggunakan snowball sampling, Sumber data penelitian ini berasal dari beberapa pemangku kebijakan (stake holder) antara lain pengurus dan anggota Dewan Pengurus Daerah (DPD) PK-Sejahtera Kota Surakarta yang dinilai paham terkait penelitian tersebut. Dalam pengumpulan data penulis menggunakan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Proses analisis data meliputi reduksi data, sajian data, dan penarikan simpulan serta verifikasinya.

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa Model komunikasi dalam pembentukan keluarga Kader PK-Sejahtera terdapat dua jalur yaitu kultural dan struktural. Jalur komunikasi kultural memberikan pengaruh yang signifikan terhadap proses pemahaman/ideologisasi bagi para kader PK-Sejahtera. Medium komunikasi dalam jalur komunikasi kultural adalah format-format kaderisasi PKSejahtera terutama halaqah. Efek proses pembinaan tersebut adalah loyalitas kader terhadap partai. jalur komunikasi struktural dapat ditemukan dalam proses perjodohan di intra Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Kota Surakarta, terdapat tiga jalur perjodohan yaitu melalui LTA, Murobbi (Pembina) to Murobbi (M to M), dan jalur pilih langsung. Ketiga jalur tersebut tidak saling menegasikan peran pembina (murobbi). Pembina tetap dominan sebagai penanggungjawab (mas’ul) agar proses perjodohan “selamat”. Setiap proses yang terjadi harus senantiasa terlaporkan ke struktur LTA untuk di data base-kan.

Keluarga kader yang menikah melalui mekanisme pembentukan keluarga PK-Sejahtera terbukti memiliki loyalitas terhadap partai, hal ini dikarenakan mekanisme tersebut tidak dapat dilakukan tanpa adanya pemahaman yang baik dan tidak bisa tanpa sebuah loyalitas kepada partai. Loyalitas dalam hal ini adalah loyal terhadap cara pandang yang dipakai oleh PK-Sejahtera. Lebih jauh terkait dengan afiliasi anak-anak kader terhadap partai, belum dapat dibuktikan hal ini dikarenakan anak-anak kader tersebut secara usia belum masuk dalam golongan pemilih pemula.

Sebagian besar kader PK-Sejahtera memberikan respon positif terhadap konsep pembentukan keluarga sesuai arahan PK-Sejahtera serta hadirnya LTA. Hal ini dikarenakan proses tersebut sangat sesuai dengan syariat Islam sehingga prosesnya selamat. Hadirnya LTA dengan program-programnya membantu kader dalam melaksanakan proses pembentukan keluarga sakinah mawadah wa rohmah.


***

Download skripsi lengkap
Model Komunikasi dalam Proses Pembentukan Keluarga di Kalangan Kader PKS 


Skripsi: Proses Perjodohan Kalangan Aktivis Halaqah Tarbiyah di Kecamatan Piyungan Kabupaten Bantul Propinsi DIY


Judul skripsi: Proses Perjodohan Kalangan Aktivis Halaqah Tarbiyah di Kecamatan Piyungan Kabupaten Bantul Propinsi DIY
Penulis: Habib Nanang Setya Budi, S.Ant

Al-Ahwal Asy-Syakhsiyyah
Fakultas Syari’ah
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Yogyakarta
2008

***
Pernikahan adalah proses penghalalan antara dua insan yang berbeda jenis kelamin yaitu laki-laki dan perempuan. Halal dalam hal melakukan cumbu rayu, berkhalwat, tidur bersama dalam satu ranjang bahkan melakukan hubungan badan atau hubungan intim. Pernikahan sebagai bentuk keseriusan akan rasa cinta-kasih, rasa saling memiliki dan se-iya se-kata. Sifat dari pernikahan adalah suci dan sakral ”misaqan galizan”, artinya pernikahan tidak dibuat main-main belaka. Pernikahan diwajibkan ada kesungguhan dalam berumahtangga, suami-istri tahu hak dan kewajiban masing-masing serta semata-mata mencari ridho dari Allah Swt.

Sebelum dua insan yang berbeda jenis mekukan pernikahan, ada serangkaian proses perkenalan atau ta’aruf. Setiap pasangan hidup mengalami proses yang berbeda-beda. Beberapa macam proses perkenalan atau ta’aruf pranikah yang biasa kita jumpai di antaranya: pertama; mencari jodoh sendiri, kedua; dijodohkan oleh keluarga baik semasa kecil atau sudah besar, ketiga; langsung dipinang dari salah satu pihak calon mempelai – seperti yang terjadi di daerah Padang Pariaman dimana laki-laki dipinang keluarga mempelai perempuan atau istilah lokalnya manjapui (menjemput), keempat; perjodohan lewat perantara, dalam hal lewat pihak ketiga yang dipercayainya seperti halnya biro jodoh.

Karya tulis skripsi ini akan mengkaji permasalahan mengenai ”konsep perjodohan h}alaqah Tarbiyah dan landasan atas penerapan konsep tersebut”. Ajaran halaqah Tarbiyah mengenai pernikahan adalah mengharuskan setiap ikhwan dan akhwat mencari jodoh dalam satu h}alaqah atau komunitas. Alasan keharusan memilih jodoh satu komunitas ialah guna memudahkan perjuangan dakwah atau syi’ar Islam yang sudah dirintis dikarenakan ada kesamaan background keagamaan di antara keduanya. Mekanisme umum dalam Tarbiyah dalam proses perkenalan adalah melalui perantara atau mediator pembimbing atau guru (murabbi) dari si murid atau terbimbing (mutarabbi). Pelanggaran dari mekanisme ideal adalah suatu penyimpangan atau deviant yang akan mengakibatkan sanksi sosial dari komunitas.

Studi ini mengambil lokasi penelitian dan ruang lingkup kajian dalam h}alaqah Tarbiyah di Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul. Metode penelitiannya adalah kualitatif dengan pedekatan observasi partisipasi. Adapun teknik pengumpulan datanya dengan indept interview atau wawancara mendalam atas beberapa informan terpilih. Analisis menggunakan dalil-dalil Al Qur’an perihal larangan menikah plus penjabarannya dalam Kompilasi Hukum Islam, konsep kafa’ah dari beberapa ulama, dan pendekatan antropologi hukum. Harapan secara teoritis bahwa skripsi ini dapat melahirkan sebuah pendekatan baru yaitu Antropologi Hukum Islam dan secara praktis kita bisa melihat khazanah keragaman agama Islam.
***

Download skripsi lengkap
Proses Perjodohan Kalangan Aktivis Halaqah Tarbiyah di Kecamatan Piyungan Kabupaten Bantul Propinsi DIY



Jumat, 22 Juli 2016

Skripsi: Pengaruh Ideologi Ikhwanul Muslimin terhadap Partai Keadilan Sejahtera di Indonesia


 
Judul skripsi: Pengaruh Ideologi Ikhwanul Muslimin terhadap Partai Keadilan Sejahtera di Indonesia
Peneliti/penulis: Miftahuddin

Jurusan Pemikiran Politik Islam
Fakultas Ushuluddin Dan Filsafat
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta
2008


***

Partai Keadilan Sejahtera secara konseptual dari segi pemikiran, ideologi, semangat dan cita-cita terpengaruh dan memiliki beberapa kesamaan dengan gerakan Ikhwanul Muslimin yang ada di Mesir. Tetapi secara organisasi maupun struktural, sejauh analisa penulis lakukan melalui hasil wawancara yang dilakukan penulis terhadap beberapa pengurus DPP PKS dan melalui data-data yang penulis dapatkan, maka dapat dikatakan bahwa PKS tidak mempunyai hubungan maupun keterikatan secara struktural dengan gerakan Ikhwanul Muslimin

Proses pengaruh ideologi Ikhwanul Muslimin terhadap Partai Keadilan Sejahtera terjadi melalui proses transfer pemikiran yang dibawa oleh para sarjana-sarjana dari Timur Tengah tahun 1980-an yang membentuk sebuah gerakan yang terkenal dengan istilah “Tarbiyah”. Proses transfer pemikiran juga melalui media buku-buku dan tulisan lepas lainnya. Hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya buku-buku karya tokoh-tokoh Ikhwanul Muslimin yang kemudian diterjemahkan oleh orang-orang yang saat ini aktif di Partai Keadilan Sejahtera. Tidak hanya sebatas menerjemahkan dan menerbitkan, tetapi banyak tokoh PKS yang memberikan kata pengantar maupun menganalisanya secara lebih mendalam yang dikenal dengan istilah “Nazharat”. Bukti lainnya adalah banyaknya kader PKS yang mengkaji buku-buku Ikhwanul Muslimin dalam forum-forum mereka.

Walaupun secara ideologi PKS terinspirasi dari ideologi Ikhwanul Muslimin, tetapi PKS dalam mengaplikasikan konsep tersebut tidak mempraktekkan secara kaku dan letterlux. Akan tetapi PKS menerapkannya secara selektif dan kondisional atau disesuaikan dengan kebutuhan dalam situasi dan kondisi yang ada. Dan kata-kata yang lebih tepat untuk semuanya ini adalah bahwa PKS mengadopsi secara selektif ideologi Ikhwanul Muslimin 

***

Download Skripsi: Pengaruh Ideologi Ikhwanul Muslimin terhadap Partai Keadilan Sejahtera di Indonesia



Sabtu, 21 November 2015

Kesabaran (Anis Matta: Mencari Pahlawan Indonesia #4)


Tidak ada keberanian yang sempurna tanpa keabaran. Sebab kesaharan adalah nafas yang menentukan lama tidaknya sebuah keberanian bertahan dalam diri seorang pahlawan. Maka, ulama kita dulu mengatakan, "Keberanian itu sesungguhnya hanyalah kesabaran sesaat."

Risiko adalah pajak keheranian. Dan hanya kesabaran yang dapat menyuplai seorang pemberani dengan kemampuan untuk membayar pajak itu terus menerus. Itulah yang dimaksud Allah SWT dalam firman-Nya,

"...Jika ada di antara kamu dua puluh orang penyabar, niscaya mereka akan mengalahkan dua ratus orang musuh. Dan jika ada di antara kamu seratus orang (penyabar), niscaya mereka akan mengalahkan seribu orang kafir." (Al-Anfal: 65).
Ada banyak pemberani yang tidak dapat mengakhiri hidupnya sebagai pemberani. Karena mereka gagal menahan beban risiko. Jadi, keberanian adalah aspek ekspansif dari kepahlawanan. Akan tetapi, kesabaran adalah aspek defensifnya. Kesabaran adalah daya tahan psikologis yang menentukan sejauh apa kita mampu membawa beban idealisme kepahlawanan, dan sekuat apa kita mampu survive dalam menghadapi tekanan hidup. Mereka yang memiliki sifat ini pastilah berbakat menjadi pemimpin besar. Coba simak firman Allah SWT ini, 
"Dan Kami jadikan di antara mereka sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka bersabar. Dan adalah mereka selalu yakin dengan ayat-ayat Kami." (As-Sajdah: 24).
Demikianlah kemudian ayat-ayat kesabaran turun beruntun dalam Al-Qur' an dan dijelaskan dengan detil beserta contoh aplikasinya oleh Rasulullah saw, sampai-sampai Allah menempatkan kesabaran dalam posisi yang paling terhormat ketika la mengatakan, 
"Mintalah pertolongan dengan sabar dan shalat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sunguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu." (Al-Baqarah: 45).
Rahasianya adalah karena kesabaran ibarat wanita yang melahirkan banyak sifat lainnya. Dari kesabaranlah lahir sifat santun. Dari kesabaran pula lahir kelembutan. Bukan hanya itu. Kemampuan menjaga rahasia juga lahir dari rahim kesabaran. Demikian pula berturut-turut lahir kesungguhan, kesinambungan dalam bekerja, dan yang mungkin sangat penting adalah ketenangan.

Akan tetapi, kesabaran itu pahit. Semua kita tahu begitulah rasanya kesabaran itu. Dan begitulah suatu saat Rasulullah saw mengatakan kepada seorang wanita yang sedang menangisi kematian anaknya, "Sesungguhnya kesabaran itu hanya pada benturan pertama." (HR. Bukhari dan Muslim).

Jadi, pahitnya dari kesabaran itu hanya permulaannya. Sebab, kesabaran pada benturan pertama menciptakan kekebalan pada henturan selanjutnya. "Mereka memanahku bertubi-tubi, sampai-sampai panah itu hanya menembus panah," kata penyair Arab nomor wahid sepanjang sejarah, AI-Mutanabbi.

Mereka yang memiliki naluri kepahlawan dan keberanian harus mengambil saham terbesar dari kesabaran. Mereka harus sabar dalam segala hal; ketaatan, meninggalkan maksiat, atau menghadapi cobaan. Dan dengan kesabaran tertinggi. Sebagaimana perkataan Ibnu Qayyim, "Sampai akhirnya kesabaran itu sendiri yang gagal mengejar kesabarannya."



-----------------------------------------------------
Sumber:
Anis Matta. Mencari Pahlawan Indonesia. Jakarta: The Tarbawi Center


Senin, 21 September 2015

Keberanian (Anis Matta: Mencari Pahlawan Indonesia #3)

Saudara yang paling dekat dari naluri kepahlawanan adalah keberanian. Pahlawan sejati selalu merupakan seorang pemberani sejati. Tidak akan pernah seseorang disebut pahlawan, jika ia tidak pernah membuktikan keberaniannya. Pekerjaan-pekerjaan besar atau tantangan-tantangan besar dalam sejarah selalu membutuhkan kadar keberanian yang sama besamya dengan pekerjaan dan tantangan itu. Sebab, pekerjaan dan tantangan besar itu selalu menyimpan risiko. Dan, tak ada keberanian tanpa risiko.

Naluri kepahlawan adalah akar dari pohon kepahlawanan. Akan tetapi, keberanian adalah batang yang menegakkannya. Keberanian adalah kekuatan yang tersimpan dalam kehendak jiwa, yang mendorong seseorang untuk maju menunaikan tugas, baik tindakan maupun perkataan, demi kebenaran dan kebaikan, atau untuk mencegah suatu keburukan dan dengan menyadari sepenuhnya semua kemungkinan risiko yang akan diterimanya.

Cobalah perhatikan ayat-ayat jihad dalam Al-Qur'an. Perintah ini hanya dapat terlaksana di tangan para pemberani. Cobalah perhatikan betapa Al-Qur'an memuji ketegaran dalam perang, dan sebaliknya membenci para pengecut dan orang-orang yang takut pada risiko kematian. Apakah yang dapat kita pahami dari hadits riwayat Muslim ini, "Sesungguhnya pintu-pintu surga itu berada di bawah naungan pedang?" Adakah makna lain, selain dari kuatnya keberanian akan mendekatkan kita ke surga? Maka, dengarlah pesan Abu Bakar kepada tentara-tentara Islam yang akan berperang, "Carilah kematian, niscaya kalian akan mendapatkan kehidupan."

Sebagian dari keberanian itu adalah fitrah yang tertanam dalam diri seseorang. Sehagian yang lain biasanya diperoleh melalui latihan. Keberanian, baik yang bersumber dari fitrah maupun melalui latihan, selalu mendapatkan pijakan yang kokoh pada kekuatan kebenaran dan kebajikan, keyakinan dan cinta yang kuat terhadap prinsip dan jalan hidup, kepercayaan pada hari akhirat, dan kerinduan yang menderu-deru untuk bertemu Allah. Semua itu adalah mata air yang mengalirkan keberanian dalam jiwa seorang mukmin. Bahkan, meskipun kondisi fisiknya tak terlalu mendukungnya, seperti jenis keberanian Ibnu Mas'ud dan Abu Bakar. Sebaliknya, ia bisa menjadi lebih berani dengan dukungan fisik, seperti keberanian Umar, Ali, dan Khalid.

Akan tetapi, Islam hendak memadukan antara keberanian fitrah dan keberanian iman. Maka, beruntunlah ajaran-ajarannya menyuruh umatnya melatih anak-anak untuk berenang, berkuda, dan memanah. Dengarlah sabda Rasulullah saw, "Ajarilah anakmu berenang sebelum menulis. Karena ia bisa diganti orang lain jika ia tak pandai menulis, tapi ia tidak dapat diganti orang lain jika ia tak mampu berenang."

Dengar lagi sabdanya, "Kekuatan itu pada memanah, kekuatan itu pada memanah, kekuatan itu pada memanah." Itu semua sekelompok keterampilan fisik yang mendukung munculnya keberanian fitrah. Tinggal lagi keberanian iman. Maka, dengarlah nasehat Umar, "Ajarkanlah sastra kepada anak-anakmu, karena itu dapat mengubah anak yang pengecut menjadi pemberani."

Dan kepada orang-orang Romawi yang berlindung di balik benteng di Kinasrin, Khalid berkata, "Andaikata kalian bersembunyi di langit, niscaya kuda-kuda kami akan memanjat langit untuk membunuh kalian. Andaikata kalian berada di perut bumi, niscaya kami akan menyelami bumi untuk membunuh kalian." Roh keberanian itu pun memadai untuk mematikan semangat perlawanan orang-orang Romawi. Mereka takluk. Mungkinkah kita mendengar ungkapan itu lagi hari ini?

-----------------------------------------------------
Sumber:
Anis Matta. Mencari Pahlawan Indonesia. Jakarta: The Tarbawi Center

Minggu, 19 Juli 2015

Naluri Kepahlawanan (Anis Matta: Mencari Pahlawan Indonesia #2)

Mencari Pahlawan Indonesia karya Anis Matta

Pekerjaan-pekerjaan besar dalam sejarah hanya dapat diselesaikan oleh mereka yang mempunyai naluri kepahlawanan. Tantangan-tantangan besar dalam sejarah hanya dapat dijawab oleh mereka yang mempunyai naluri kepahlawanan. Itulah sebabnya kita menyebut para pahlawan itu orang-orang besar.

Itu pula sebabnya mengapa kita dengan sukarela menyimpan dan memelihara rasa kagum kepada para pahlawan. Manusia berhutang budi kepada para pahlawan mereka. Dan kekaguman adalah sebagian dari cara mereka membalas utang budi.

Mungkin, karena itu pula para pahlawan selalu muncul di saat-saat yang sulit, atau sengaja dilahirkan di tengah situasi yang sulit. Mereka datang untuk membawa beban yang tak dipikul oleh manusia manusia di zamannya. Mereka bukanlah kiriman gratis dari langit. Akan tetapi, sejarah kepahlawanan mulai dicatat ketika naluri kepahlawanan mereka merespon tantangan-antangan kehidupan yang berat. Ada tantangan dan ada jawaban. Dan hasil dari respon itu adalah lahirnya pekerjaan-pekerjaan besar.

Tantangan adalah stimulan kehidupan yang disediakan Allah untuk merangsang munculnya naluri kepahlawanan dalam diri manusia. Orang-orang yang tidak mempunyai naluri ini akan melihat tantangan sebagai beban berat, maka mereka menghindarinya dan dengan sukarela menerima posisi kehidupan yang tidak terhormat. Namun, orang-orang yang mempunyai naluri kepahlawanan akan mengatakan tantangan-tantangan kehidupan itu: Ini untukku. Atau seperti ungkapan orang-orang shadiq dalam perang Khandaq yang diceritakan Al-Qur' an,

"Dan tatkala orang-orang beriman melihat golongangolongan yang saling bersekutu itu, (dalam menghadapi orang-orang beriman), mereka berkata, 'Inilah yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya kepada kita.' Dan benarlah Allah dan Rasul-Nya. Dan yang demikian itu tidaklah menambah kepada mereka, kecuali iman dan ketundukkan." (AI-Ahzab: 22)

Naluri kepahlawanan lahir dari rasa kagum yang dalam kepada kepahlawanan itu sendiri. Hal itu akan menggoda sang pengagum untuk melihat dirinya sembari bertanya, Apa engkau dapat melakukan hal yang sama? Dan jika ia merasa memiliki kesiapankesiapan dasar, maka ia akan menemukan dorongan yang kuat untuk mengeksplorasi segenap potensinya untuk tumbuh dan berkembang. Jadi, naluri kepahlawanan adalah kekuatan yang mendorong munculnya potensi-potensi tersembunyi dalam diri seseorang, kekuatan yang berada di balik pertumbuhan ajaib kepribadian seseorang.

Dalam serial Jenius-jenius Islam, Abbas Mahmud Al-Aqqad menemukan kunci kepribadian Abu Bakar As-Shiddiq dalam kata kekaguman kepada kepahlawanan. Kunci kepribadian, kata Al-Aqqad, adalah perangkat lunak yang dapat menyingkap semua tabir kepribadian seseorang. la berfungsi seperti kunci yang dapat membuka pintu dan mengantar kita memasuki semua ruang dalam rumah itu. Dan kita hanya dapat memahami pekerjaan-pekerjaan besar yang telah diselesaikan Abu Bakar dalam kunci rahasia ini. Apakah Anda juga memiliki kunci rahasia itu? Saya tidak tahu.



----------------------------------------------------- 
Sumber:
Anis Matta. Mencari Pahlawan Indonesia. Jakarta: The Tarbawi Center


O, Pahlawan Negeriku (Anis Matta: Mencari Pahlawan Indonesia #1)

Mencari Pahlawan Indonesia karya Anis Matta

"Di masa pembangunan ini", kata Chairil Anwar mengenang Diponegoro, "Tuan hidup kembali.
Dan bara kagum menjadi api".

Kita selalu berkata jujur kepada nurani kita ketika kita melewati persimpangan jalan sejarah yang curam. Saat itu kita merindukan pahlawan. Seperti Chairil Anwar tahun itu, 1943, yang merindukan Diponegoro. Seperti juga kita saat ini. Saat ini benar kita merindukan pahlawan itu. Karena krisis demi krisis telah merobohkan satu per satu sendi bangunan negeri kita. Negeri ini hampir seperti kapal pecah yang tak jemu-jemu dihantam gunungan ombak.

Di tengah badai ini kita merindukan pahlawan itu. Pahlawan yang, kata Sapardi, "telah berjanji kepada sejarah untuk pantang menyerah". Pahlawan yang kata hairil Anwar, "berselempang semangat yang tak bisa mati." Pahlawan yang akan membacakan "Pernyataan" Mansur Samin:

Demi amanat dan beban rakyat
Kami nyatakan ke seluruh dunia
Telah bangkit di tanah air
Sebuah aksi perlawanan
Terhadap kepalsuan dan kebohongan
Yang bersarang dalam kekuasaan
Orang-orang pemimpin gadungan


Maka datang jugalah aku ke sana, akhirnya.Untuk kali pertama. Ke Taman Makam Pahlawan, di Kalibata. Seperti dulu aku pernah datang ke makam para sahabat Rasulullah saw di Baqi' dan Uhud, di Madinah. Karena kerinduan itu. Dan kudengar Chairil Anwar seperti mewakili mereka:

Kami sudah coba apa yang kami bisa
Tapi kerja belum selesai, belum apa-apa
Kami sudah beri kami punya jiwa
Kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan
arti 4-5 ribu nyawa
Kami cuma tulang-tulang berserakan
Tapi adalah kepunyaanmu
Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang
berserakan


Tulang-tulang berserakan itu. Apakah makna yang kita berikan kepada mereka? Ataukah tak lagi ada wanita di negeri ini yang mampu melahirkan pahlawan? Seperti wanita-wanita Arab yang tak lagi mampu melahirkan lelaki seperti Khalid bin Walid? Ataukah tak lagi ada ibu yang mau, seperti kata Taufiq Ismail di tahun 1966, "merelakan kalian pergi berdemonstrasi.. karena kalian pergi menyempurnakan..Kemerdekaan negeri ini."

Tulang belulang berserakan itu. Apakah makna yang kita berikan kepada mereka? Ataukah, seperti kata Sayyid Quthub, "Kau mulai jemu berjuang, lalu kau tanggalkan senjata dari bahumu?"

Tidak! Kaulah pahlawan yang kurindu itu. Dan beratus jiwa di negeri sarat nestapa ini. Atau jika tidak, biarlah kepada diriku saja aku berkata: jadilah pahlawan itu.


-----------------------------------------------------
Sumber:
Anis Matta. Mencari Pahlawan Indonesia. Jakarta: The Tarbawi Center