Kamis, 14 Maret 2013

Kata Pengantar Buku Risalah Pergerakan, Majmu'atu Rasa'il Imam Hasan Al-Banna, Oleh Mursyid ‘Am Ikhwanul Muslimin, Al-Ustadz Muhammad Mahdi Akif

Kata Pengantar Buku Risalah Pergerakan, Majmu'atu Rasa'il Imam Hasan Al-Banna, Oleh Mursyid ‘Am Ikhwanul Muslimin, Al-Ustadz Muhammad Mahdi Akif

Kata Pengantar Buku
Risalah Pergerakan, Majmu'atu Rasa'il Imam Hasan Al-Banna
Oleh Mursyid ‘Am Ikhwanul Muslimin, Al-Ustadz Muhammad Mahdi Akif


Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, wash-shalatu was-salamu ‘ala asyrafil mursalin sayyidina Muhammadin al-mab’uts rahmatan lil ‘alamin wal hadi ila shiratillahil mustaqim, amma ba’du.

Ini adalah warisan Imam Hasan Al-Banna –ridhwanullahi ‘alaihi, lelaki yang dengannya, Allah memperbarui Islam di abad ke-empat belas Hijriyah. Rasulullah telah bersabda, “Sesungguhnya Allah mengutus untuk umat ini di awal setiap seratus tahun orang yang memperbarui agama mereka.” (HR. Abu Daud)

Kami yakin bahwa Imam Al-Banna –ridhwanullahi ‘alaihi– adalah pembaru abad ini, wala nuzakkin ‘alallahi ahada.

Para guru besar yang terhormat, para ulama, dan pejuang yang hidup semasa dengannya dan berinteraksi dengannya telah memberikan kesaksian untuknya. Syekh Muhibbuddin Al-Khatib –rahimahullah– berkata, “Ustadz Hasan Al-Banna merupakan umat tersendiri dan sebuah kekuatan yang dulu aku dambakan ada di dalam jiwa mukmin. Namun, tidak aku temukan kecuali pada hari itu ketika aku mengenalnya di sebuah ruang bersahaja. Saat itu aku adalah seorang anak binaannya pada hari dimana terungkap antara aku dan diriku sebuah kebutuhan Islam pada seorang dai yang kuat lagi penyabar dan tangguh ini, yang memberikan kepada dakwah ini dari dirinya hal-hal yang memang sedang dibutuhkannyam yaitu kekuatan, keluwesan, keseriusan, kesabaran, ketegaran, dan seterusnya.”

Semoga Allah merahmati Imam Hasan Al-Banna dengan rahmat yang luas. Beliau telah membimbing umatnya pada umumnya dan pengikut-pengikutnya pada khususnya, kepada banyak hakikat, menghidupkan di tengah mereka makna-makna yang sebelumnya telah mati, dan berbagai persoalan yang telah terpelajari. Beliau bangkitkan kembali semangat dan tekad.

Beliau telah berbicara tentang urusan agama dan dunia dalam waktu bersamaan. Beliau pindahkan dakwahnya itu dari lingkup dakwah khusus – atau dakwah diniyah di masjid-masjid dan pojok-pojok – ke dakwah ‘ammah di jalan-jalan protocol, warung-warung kopi, klub-klub, organisasi-organisasi, dan seluruh pertemuan formal dan informal di masyarakat.

Sebagaimana beliau juga mengarahkan dakwahnya kepada orang-orang dengan berbagai tingkat intelektual dan strata sosialnya. Beliau dakwahi akademisi, politisi, ulama, orang jahil buta huruf, dan mahasiswa, sebagaimana beliau juga mendakwahi pria dan wanita, semuanya.

Beliau juga menyandang sifat-sifat agung sehingga terhimpunlah dalam dirinya ilmu para ulama, kezuhudan kaum zuhud, ketakwaan para muttaqin, kepiawaian para politikus, kecerdasan para leader, pengalaman para aktivis sosial, ketulusan para pendidik, dan keberanian para prajurit.

Karena itu, Imam kita ini telah memberikan pengaruh besar kepada generasi yang berguru kepadanya di madrasahnya itu dan lulus dari ujiannya. Beliau lahirkan sejumlah tokoh yang sangat mirip dengan generasi awal dalam keseriusan dan pengorbanan, kesabaran dan ketabahan, pengorbanan dan jihad. Maka muncullah satu generasi yang mengisi kehidupan islami di seluruh aspeknya. Dari generasi ini pula lahir ulama-ulama besar, para dai pembaharu, para leader yang ulung, dan tentara-tentara yang tangguh. Pengaruh mereka itu telah meluas di kawasan Arab Islam bahkan dunia seluruhnya, dan pengaruh ini masih terus berlangsung. Merekalah sebenarnya pencipta kebangkitan kembali kaum muslimin dewasa ini.

Ketika terjadi krisis yang sangat buruk dan berbagai bencana, mereka tampil memberikan keteladanan yang luar biasa dalam hal ketegaran di atas kebenaran dan tidak bergeser walau seruas jari; betapapun mereka dizalimi oleh bughat dan dianiaya para thaghut. Mereka lebih memilih penjara-penjara gelap daripada harus berjalan dalam barisan orang-orang yang menzalimi mereka dan umatnya, sebagimana yang dilakukan oleh Yusuf As-Shiddiq sebelum itu, saat beliau mengucap, “Tuhan, penjara itu lebih aku sukai disbanding apa yang mereka mengajakku kepadanya” (QS. Yusuf: 33).

Akan tetapi, boleh jadi suatu madharat berubah menjadi manfaat. Krisis yang sangat buruk itu justru memberikan pengaruh dalam meneguhkan kebenaran di dalam jiwa, sebagaimana ia juga membantu penyebaran dakwah dan memacunya ke cakrawala baru. Allah telah menyiapkan sebagian murid dan pecinta Imam Al-Banna untuk mengungkap satu sisi dari warisan Imam Al-Banna, yaitu juz khusus yang ditulis Imam Al-Banna berkaitan dengan pemikiran dan dakwah, setelah terbitnya bagian khusus syar’i dalam empat juz.

Warisan yang ada di hadapan Anda ini terhitung tulisan Imam Al-Banna yang terpenting. Di dalamnya beliau menjelaskan fikrahnya dan mempertegas rambu-rambu dakwah, mempertegas sikap, menjawab tipu daya musuh dan orang-orang yang selalu mengintai, menjawab pertanyaan orang-orang yang minta penjelasan. Karena itu, tulisan-tulisannya memuat akidah, hadits, tafsir, quran, fikih, fatwa, akhlak, sirah nabi, ceramah, nasehat, bimbingan, tasawuf, dan event-event Islam lainnya. Sebagaimana juga menjelaskan dasar-dasar kebangkitan Islam modern, pilar-pilar, karakteristik, sikap Islam terhadap berbagai aliran dan pemikiran.

Imam Al-Banna juga memberikan perhatian kepada fenomena penyimpangan sosial sangat berbahaya yang melanda Mesir pada tahun tiga puluh – empat puluhan di abad ke-20, seperti merebaknya pelacuran, narkoba, pornoaksi, dan pornografi.

Beliau telah mengemukakan konsep perbaikan di seluruh aspek kehidupan sosial. Beliau kemukakan hal itu dalam tarbiyah (pendidikan) dan taklim (pengajaran) dalam konsteks pendidikan karakter dan perilaku, tentang perempuan dan keluarga, dan seterusnya.

Beliau juga mempresentasikan konsepnya dalam reformasi politik dalam negeri. Menyoroti aspek terpenting dalam kehidupan Mesir, beliau jelaskan cara menghadapi penjajahan Inggris dan pendudukan politik. Beliau serukan untuk bersatu dan meninggalkan perpecahan partai, untuk lebih memperhatikan menghadapi realitas politik secara islami, menyerukan penerapan syariat Islam, menjelaskan hubungan antara agama dan politik, serta menyeru para penguasa, kepala negara, dan para menteri akan pentingnya reformasi politik dan kebebasan.

Berangkat dari ukhuwah islamiyah, beliau kemukakan problematika dunia Islam. Beliau menyerukan bangsa-bangsa Islam di Indonesia, Pakistan, India, Yaman, Syiria, Libia, Maroko, Arab, dan Sudan untuk bersatu dan saling membantu tercapainya kemerdekaan dan kebangkitan. Beliau mengecam penjajahan asing di kawasan Arab dan negara-negara Islam. Beliau bongkar berbagai konspirasi yang dilakukan oleh zionisme internasional, komunisme, dan salibisme. Beliau sampaikan juga problematika Palestina dan menyeru negara-negara Arab dan Islam, baik bangsa maupun pemerintah akan mendesaknya advokasi bagi bangsa Palestina, untuk membuka pintu jihad bagi kemerdekaan bumi Palestina.

Dalam waktu yang sama, beliau saat itu mengenalkan dakwah ini, karakteristik, tujuan, tahapan, perangkat, dan sarananya, serta berbagai sikapnya terhadap pemerintah, lembaga, dan partai-partai.

Ikhwan telah melakukan yang terbaik pada saat mereka mengemukakan sebagian khutbah, makalah, dan surat-surat khusus yang ditujukan kepada keluarga, saudara, dan semua orang yang berinteraksi dengannya sehingga para pembaca dan peneliti dapat mengenali sebagian sisi cemerlang dari kepribadian imam kita.

Semoga Allah merahmati Imam Al-Banna yang telah meninggalkan warisan yang dapat dijadikan sebagai rambu bagi setiap orang yang hendak meniti jalan dakwah ilallah. Oleh karena itu, meupakan suatu kewajiban bagi generasi dakwah dewasa ini untuk menelaah warisan tersebut dan mempelajarinya secara baik kalau memang mereka ingin menghidupkan keagungan Islam.

Semoga Allah menerima dan memberikan keberkahan atas kerja keras Ikhwan ini dan menjadikannya dalam timbangan kebaikannya, sebagaimana kami harap setiap Akh yang punya sesuatu dari warisan imam kita ini untuk berbagi kepada Ikhwan lainnya.

Dan akhir dari doa kami, alhamdulillahi rabbil ‘alamin.



Dikutip dari:
Buku Risalah Pergerakan, Majmu'atu Rasa'il, Imam Hasan Al-Banna


0 komentar:

Posting Komentar